Subscribe to Zinmag Tribune
Subscribe to Zinmag Tribune
Subscribe to Zinmag Tribune by mail

Antara Tumpang-Semeru

Saturday, August 01, 2009 Diposkan oleh Bejo Sandy / DZ Sandyarto
Pada suatu kesempatan, Puji, lelaki lajang kelahiran Tumpang, Malang bercerita tentang pengalamannya yang tak asing lagi dengan Gunung Bromo dan Semeru, semua sudah ia jelajahi. Khusus untuk Semeru, ada sedikit cerita yang sangat sayang bila tak kami bagi, apalagi untuk para pendaki yang belum pernah dan ingin mencoba...



.............................................

TUMPANG
Pada jalur Semeru lewat Tumpang, bagi para pendaki yang berniat "naik", pada awalnya akan disodori dengan form laporan di Kantor Perhutani yang mengurusi Wisata Tengger (Bromo-Semeru). Form laporan itu berisi tentang informasi atau data dari para pendaki. Tak sulit, sebentar saja, kita yang berniat naik sudah dapat memegang "surat jalan" itu. Tinggal kemudian, dengan apa kita akan berangkat ke Ranupane.

Ojek
Pada dasarnya kita bisa menggunakan kendaraan sendiri, roda dua misalnya, atau dengan uang senilai 75 ribu, kita bisa memanfaatkan jasa "ojek".

Jip
Di Tumpang tersedia pula JIP, dengan hitungan untuk satu kali naik ke Ranupane dibutuhkan biaya 30 ribu per orang. Sedangkan untuk turun, sekitar 25 ribu rupiah. Sebuah catatan yang perlu dipikirkan adalah bila kita naik secara perorangan dan muatan JIP belum penuh, tak akan dia berangkat, kecuali di "carter" untuk sekali drop saja atau bagi yang berkantong tebal JIP akan siap untuk antar-jemput (pp).

Truk sayur
Walau tak selalu ada, angkutan ini merupakan alternatif lain bagi yang berminat. Relatif murah, sebab hanya dengan 15 hingga 20 ribu rupiah kita bisa mencapai Ranupane.



RANUPANE

Perjalanan dari Tumpang ke Ranupane dan sebaliknya biasanya memakan waktu sekitar 1 hingga 2 jam. Jalan yang akan dilalui cukup baik, aspal dan hotmix menjadi pijakan kita. Ranupane juga adalah sebuah dusun tempat berakhirnya semua jenis kendaraan bermotor.

Kita diwajibkan kembali melapor, menyerahkan "surat jalan" kita dan membayar tiket dengan biaya 6,5 ribu rupiah (untuk umum) dan 5 ribu rupiah (untuk pelajar) di sebuah Pos. Petugas kemudian akan melakukan pendataan ulang dan pada kita diberikan pengarahan serta sebuah kantong plastik besar sebagai tempat sampah. Pada waktu tertentu, Agustus-an misalnya, sering diadakan lomba dengan berbagai dorprize kepada pendaki yang paling banyak membawa turun sampah dari mulai perjalan naik hingga turun.

Bagi yang ingin mencari souvenir, di dusun ini tersedia beberapa kios. Tersedia pula layanan penginapan dengan harga mulai 200 ribu permalam per rumah. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa tempat ini merupakan tempat terakhir yang menyediakan fasilitas penjualan bahan pokok (makanan dan minuman) bagi kebutuhan para pendaki. Dan, pada saat-saat tertentu, suhu udara di sini bisa mencapai minus 8 hingga 13 derajat Celcius.



RANUGEMBOLO

Track Ranupane ke Ranugembolo memakan waktu berjalan kaki selama 4 jam. Lembah yang luas serta danau menyambut dan memang digunakan sebagai camp para pendaki. Biasanya pendaki akan menginap semalam, untuk perjalanan esok hari. Kebutuhan air diperoleh dari danau.

Tak lagi ada kios, hanya satu fasilitas umum yang tersedia di sini, yaitu WC yang juga darurat.


Banyak tradisi atau kepercayaan yang berlaku di sini. Banyak pantangan yang masih dipercaya kebenarannya disini. Mulai dari mitos ikan di danau, makhluk tak kasat mata hingga perilaku kita. Satu yang biasanya jadi pegangan pendaki adalah janganlah bertindak yang salah, janganlah berbicara yang tak benar. Dan, di sinilah biasanya para pendaki mengadakan upacara bendera memperingati tanggal 17 Agustus, hari kemerdekaan RI.

Setelah menginap, track berikutnya adalah ke Kalimati, lebih sering mulai dilakukan pada jam 7 atau 9 pagi. Perjalanan ini memakan waktu rata-rata 6 sampai 7 jam.



KALIMATI

Di sini juga, hanya ada satu fasilitas umum yang tersedia, hanya bangunan sederhana sebagai tempat istirahat, tanpa sumber air. Paling dekat, sumber air yang ada berjarak tempuh sekitar 1 hingga 2 jam.

Setelah menempuh perjalanan yang relatif panjang dari Ranugembolo, biasanya para pendaki tak jarang akan membuka tenda untuk menginap semalam di daerah ini.




ARCAPADA

Adalah sebuah bukit berpohon pinus yang biasa menjadi tempat beristirahat setelah menempuh track selama 1 hingga 2 jam dari Kalimati. Di sini istirahat sangat dibutuhkan sebelum harus kembali menempuh waktu track selama sekurangnya 6 jam untuk sampai ke puncak Semeru.

Bisanya tak salah bila para pendaki akan membuka tenda dan menunggu waktu menunjukkan pukul 12 malam atau 1 dini hari, agar perjalanan ke puncak Semeru tidak terhalang panasnya matahari dan yang lebih utama adalah kita dapat menikmati terbitnya sang mentari.



PUNCAK SEMERU

Saat tampak mentari terbit di ufuk timur, semua harap terjawab, semua letih terobati dan apapun rasa dalam hati akan tercurah, tak ada kata dapat wakilkan itu, saat kaki akhirnya dapat menginjak Puncak Semeru.

Kacamata, kamera, jaket tebal dan segala perlengkapan lain bukanlah untuk bergaya. Semua itu merupakan kebutuhan dasar yang tak dapat kalahkan debu Semeru yang masih hidup, rasa bangga dapat berdiri di atas barisan bentangan awan-awan putih, rasa syukur masih bisa nikmati dinginnya hembus sang bayu, sujud atas besarnya kekuasan alam ciptaan Sang Esa.

Lalu saat datang harus turun kembali, tak salah bisa berat sangat terasa...

.............................................


Semeru bukan tempatnya berwisata biasa. Semeru merupakan puncak sebuah pembuktian kemampuan pada diri sendiri.

Saat persiapan harus dilakukan, maka semua harus direncanakan dengan baik. Mulai dari kebutuhan peralatan dasar (tenda, jaket, kacamata, sleepping bag, sarung tangan, sepatu, kerpus, celana, senter, konsumsi, P3K) hingga fisik dan mental. Perjalanan yang memakan waktu sangat panjang, membuat kita harus sangat bijaksana dalam memutuskan kemampuan diri, kapan harus berhenti untuk beristirahat.



Saat tinggal sejengkal lagi, pada suatu saat Puji sangat menyesal. Ia menangis waktu tak mampu mencapai puncak karena sebelumnya terlalu memaksa kemampuan dirinya.

Tapi, di suatu kesempatan yang lain, tangis itu kembali datang, saat akhirnya puncak Semeru dapat ia capai. Syukur berada di puncak Semeru berbaur dengan perasaan lain.



Apalagi sangatlah ia bangga karena berhasil menghantarkan Mr. Jimmy dan 3 keponakannya, bule dari USA, untuk menikmati puncak Semeru. Segala fee porter (pembawa barang) sebesar 75 ribu per hari dan jasa guide 100 ribu per hari, sama sekali tak ada artinya bila dibandingkan dengan rasa bangga sebagai anak bangsa, Indonesia.

Sang Merah-Putih sudah berulangkali tertancap di puncak Semeru, berkali pembuktian diri telah ia capai. Bagaimana kita?

Anda yang berminat, dapat menghubungi Puji.

Puji
You can leave a response, or trackback from your own site.

0 Response to "Antara Tumpang-Semeru"

Search:

------------------------------------------------------------------

Slank Fans Club Malang (SFCM)

Slank Fans Club Malang (SFCM)

--- Berdiri: 9 NOPEMBER 1997 ---

------------------------------------------------------------------
free counters