Subscribe to Zinmag Tribune
Subscribe to Zinmag Tribune
Subscribe to Zinmag Tribune by mail
"Ada rasa grogi bercampur gembira saat itu. Ini tugas pertama saya sebagai BP hotel, sebelumnya saya sudah pernah bertugas namun menjadi BP venue", ungkap Ojeb di venue. Sebuah cerita, sebuah pengalaman yang sayang bila tak dibagi...
Aku memulai usaha pekerjaanku ini berawal dari sebuah kerinduan. Memang pada awalnya aku sangat ragu kerena setiap hari di cekoki dengan kata-kata kamu tidak bisa melakukan pekerjaan ini, aku sangat malu dan selalu diremehkan.
21 Juli 2009 siang, setelah hampir 2 bulan bekerja di Semarang, tiba-tiba saja dia datang. Tak terlalu lama, sebentar saja, lalu terdengar sebuah kalimat terucap darinya, "Aku kembali!". Ya, Hamzah kembali ke Malang, "HAMZAH RETURN!".
"Aku ingin menggimbal Kaka Slank seperti dulu lagi," kata Samsul, anggota Slank Fans Club Malang (SFCM) yang gimbal ini, mengungkapkan sebuah harapan besarnya.
"Hidup adalah pilihan", itu kata pembuka Bejo tentang narkoba pada sebuah seminar yang diadakan GERMAN, salah satu UKM UM (IKIP) Malang. Seminar nasional tanggal 27 Juni 2009 itu untuk memperingati HANI (Hari Anti Narkoba Internasional).
EKO, lelaki bujangan berperawakan sedikit lebih besar dibanding anggota SFCM yang lain, setiap hari beraktifitas dari pagi buta hingga sore menjelang, sebelum subuh terdengar hingga saat adzan magrib datang.
Lilis, seorang anggota SFCM yang sangat beruntung dibanding yang lain. Bagaimana tidak, sudah dua kali Kaka memintanya naik ke atas panggung untuk berjoget dan bernyanyi tepat di samping Slank.
Puji, lelaki lajang asli kelahiran Tumpang, Malang. Ia tak asing lagi dengan Bromo dan Semeru, semua sudah ia jelajahi. Tak salah bila anda yang ingin mencicipi dua gunung terkenal itu, dapat menghubungi dirinya.

Happy b'day!

Selain Ridho Slank pada tanggal 3 September, ada beberapa anggota Slank Fans Club Malang (SFCM) yang juga beruntung merayakan B'day-nya pada bulan September ini, yaitu Handoyo (12), Dimas (12) dan Punk_at (29).

Bismillahhirrohmannirrohim...

17 Agustus 2009, dengan ini dinyatakan bahwa BLOG ini adalah website RESMI dari Slank Fans Club Malang (SFCM). Bersama ini pula dinyatakan bahwa kami RESMI MENGUDARA! MERDEKA!

Minal aidzin wal faidzin...

Atas nama Slank Fans Club Malang (SFCM), kami menghaturkan "Minal aidin wal faidzin...mohon maaf lahir dan batin" yang sebesar-besarnya dan sedalam-dalamnya, atas salah kata, ucap dan sikap yang telah dilakukan.

RETURN!

HAMZAH
21 Juli 2009 siang, setelah hampir 2 bulan bekerja di Semarang, tiba-tiba saja dia datang. Tak terlalu lama, sebentar saja, lalu terdengar sebuah kalimat terucap darinya, "Aku kembali!". Ya, Hamzah kembali ke Malang, "HAMZAH RETURN!".

25 Tahun...

OJEB
"Ada rasa grogi bercampur gembira saat itu. Ini tugas pertama saya sebagai BP hotel, sebelumnya saya sudah pernah bertugas namun menjadi BP venue", ungkap Ojeb di venue. Sebuah cerita, sebuah pengalaman yang sayang bila tak dibagi...

My everyday...

EKO
EKO, lelaki bujangan berperawakan sedikit lebih besar dibanding anggota SFCM yang lain, setiap hari beraktifitas dari pagi buta hingga sore menjelang, sebelum subuh terdengar hingga saat adzan magrib datang.

My enemy?

BEJO
"Hidup adalah pilihan", itu kata pembuka Bejo tentang narkoba pada sebuah seminar yang diadakan GERMAN, salah satu UKM UM (IKIP) Malang. Seminar nasional tanggal 27 Juni 2009 itu untuk memperingati HANI (Hari Anti Narkoba Internasional).

2 kali naik

LILIS
"Lilis, seorang anggota SFCM yang sangat beruntung dibanding yang lain. Bagaimana tidak, sudah dua kali Kaka memintanya naik ke atas panggung, berjoget dan bernyanyi tepat disamping Slank.

Semeru

PUJI
Puji, lelaki lajang asli kelahiran Tumpang, Malang. Ia tak asing lagi dengan Bromo dan Semeru, semua sudah ia jelajahi. Tak salah bila anda yang ingin mencicipi dua gunung terkenal itu, dapat menghubungi dirinya.

PENDAFTARAN ANGGOTA

Tuesday, August 11, 2009 Reporter: Bejo Sandy / DZ Sandyarto 0 Responses
Bersama ini diumumkan bahwa, Slank Fans Club Malang (SFCM) telah membuka kembali "PENDAFTARAN ANGGOTA". Adapun persyaratan pendaftaran adalah:
  • Mengisi formulir (formulir yang diserahkan dapat berupa form fotocopy)
  • Menyerahkan foto 2x3 (2 lembar) atau berupa file JPG dengan media bloetooth, flashdisk atau CD.
  • Biaya administrasi sebesar Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah)
  • Menyetujui kewajiban membayar Kas sebesar Rp. 2.000,- (dua ribu rupiah) per bulan dimulai pada bulan September.
Informasi lebih lanjut dapat menghubungi sekretariat.

Demikian Woro-woro ini. Sebelum dan sesudahnya kami ucapkan terimakasih atas perhatian, pengertian dan kerjasamanya.

Thx.

Read more...

WORO-WORO

Tuesday, August 04, 2009 Reporter: Bejo Sandy / DZ Sandyarto 0 Responses
Kami masih sangat baru dalam dunia maya ini, tetapi dalam perkembangan website kami yaitu: slankersmalang.blogspot.com, kami menerima laporan melalui GOOGLE ALERT bahwa terdapat sebagian, beberapa atau bahkan seluruh content website kami yang telah di pergunakan oleh orang atau website lain, baik atas nama pribadi (perorangan) atau suatu golongan (domain).

Sebelumnya, kami sangat berterimaksih jika itu dilakukan untuk hal yang positif. Tetapi alangkah bijaksana sebelum dilakukan hal tersebut, perlu kiranya anda sebagai pihak-pihak pengguna melakukan konfirmasi dengan kami. Konfirmasi hal tersebut dapat dialamatkan melalui email kami, yaitu: sfcmalang@gmail.com.

Sebagai langkah kedepan, website anda pun dapat kami jadikan link kami, atau bahkan akan dilakukan semacam pertukaran content, yang semoga juga dapat bermanfaat secara positif bagi orang banyak.

Perlu dijelaskan disini pula, bahwa link-link yang terdapat pada website kami, telah melalui konfirmasi. 

................................................................................................................

Dengan ini diberitahukan pula kepada seluruh anggota Slank Fans Club Malang (SFCM), FOLLOWERS slankersmalang.blogspot.com, pembaca blog slankersmalang.blogspot.com atau bahkan seluruh pengguna email, agar jangan TERTIPU dengan adanya email dari manapun, secara langsung atau tidak, dengan alasan apapun, yang memberitakan bahwa anda mendapat undian uang, dana pengembangan, hadiah atau apapun bentuknya.

Pada akhirnya anda akan diminta memberikan profil lengkap anda, baik nama, alamat, hingga account (data rekening) anda.

Sekali lagi, jangan sampai tergiur! Jangan sampai tertipu!


Terimakasih
Slank Fans Club Malang (SFCM)

Read more...

Produk SFCM

Saturday, August 01, 2009 Reporter: Bejo Sandy / DZ Sandyarto 4 Responses

Contoh produk
(Samples)

........................................................................................................................

BAJU/KAOS









Baju/kaos airbrush
Rp. 40.000,- s/d Rp. 50.000,-









........................................................................................................................

BENDERA

Bendera airbrush
(1.5 m x 1.11 m)
Rp. 40.000,- s/d Rp. 50.000,-





........................................................................................................................

TAS KARUNG



































Tas karung besar biasa
Rp. 30.000,-

Tas karung besar siwir2 (rumbai)
Rp. 35.000,-

Tas karung kecil (HP)
Rp. 10.000,-



Ket.:
Harga belum termasuk ongkos kirim
Dapat memesan selain gambar di atas dengan harga nego

Read more...

Antara Tumpang-Semeru

Saturday, August 01, 2009 Reporter: Bejo Sandy / DZ Sandyarto 0 Responses
Pada suatu kesempatan, Puji, lelaki lajang kelahiran Tumpang, Malang bercerita tentang pengalamannya yang tak asing lagi dengan Gunung Bromo dan Semeru, semua sudah ia jelajahi. Khusus untuk Semeru, ada sedikit cerita yang sangat sayang bila tak kami bagi, apalagi untuk para pendaki yang belum pernah dan ingin mencoba...



.............................................

TUMPANG
Pada jalur Semeru lewat Tumpang, bagi para pendaki yang berniat "naik", pada awalnya akan disodori dengan form laporan di Kantor Perhutani yang mengurusi Wisata Tengger (Bromo-Semeru). Form laporan itu berisi tentang informasi atau data dari para pendaki. Tak sulit, sebentar saja, kita yang berniat naik sudah dapat memegang "surat jalan" itu. Tinggal kemudian, dengan apa kita akan berangkat ke Ranupane.

Ojek
Pada dasarnya kita bisa menggunakan kendaraan sendiri, roda dua misalnya, atau dengan uang senilai 75 ribu, kita bisa memanfaatkan jasa "ojek".

Jip
Di Tumpang tersedia pula JIP, dengan hitungan untuk satu kali naik ke Ranupane dibutuhkan biaya 30 ribu per orang. Sedangkan untuk turun, sekitar 25 ribu rupiah. Sebuah catatan yang perlu dipikirkan adalah bila kita naik secara perorangan dan muatan JIP belum penuh, tak akan dia berangkat, kecuali di "carter" untuk sekali drop saja atau bagi yang berkantong tebal JIP akan siap untuk antar-jemput (pp).

Truk sayur
Walau tak selalu ada, angkutan ini merupakan alternatif lain bagi yang berminat. Relatif murah, sebab hanya dengan 15 hingga 20 ribu rupiah kita bisa mencapai Ranupane.



RANUPANE

Perjalanan dari Tumpang ke Ranupane dan sebaliknya biasanya memakan waktu sekitar 1 hingga 2 jam. Jalan yang akan dilalui cukup baik, aspal dan hotmix menjadi pijakan kita. Ranupane juga adalah sebuah dusun tempat berakhirnya semua jenis kendaraan bermotor.

Kita diwajibkan kembali melapor, menyerahkan "surat jalan" kita dan membayar tiket dengan biaya 6,5 ribu rupiah (untuk umum) dan 5 ribu rupiah (untuk pelajar) di sebuah Pos. Petugas kemudian akan melakukan pendataan ulang dan pada kita diberikan pengarahan serta sebuah kantong plastik besar sebagai tempat sampah. Pada waktu tertentu, Agustus-an misalnya, sering diadakan lomba dengan berbagai dorprize kepada pendaki yang paling banyak membawa turun sampah dari mulai perjalan naik hingga turun.

Bagi yang ingin mencari souvenir, di dusun ini tersedia beberapa kios. Tersedia pula layanan penginapan dengan harga mulai 200 ribu permalam per rumah. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa tempat ini merupakan tempat terakhir yang menyediakan fasilitas penjualan bahan pokok (makanan dan minuman) bagi kebutuhan para pendaki. Dan, pada saat-saat tertentu, suhu udara di sini bisa mencapai minus 8 hingga 13 derajat Celcius.



RANUGEMBOLO

Track Ranupane ke Ranugembolo memakan waktu berjalan kaki selama 4 jam. Lembah yang luas serta danau menyambut dan memang digunakan sebagai camp para pendaki. Biasanya pendaki akan menginap semalam, untuk perjalanan esok hari. Kebutuhan air diperoleh dari danau.

Tak lagi ada kios, hanya satu fasilitas umum yang tersedia di sini, yaitu WC yang juga darurat.


Banyak tradisi atau kepercayaan yang berlaku di sini. Banyak pantangan yang masih dipercaya kebenarannya disini. Mulai dari mitos ikan di danau, makhluk tak kasat mata hingga perilaku kita. Satu yang biasanya jadi pegangan pendaki adalah janganlah bertindak yang salah, janganlah berbicara yang tak benar. Dan, di sinilah biasanya para pendaki mengadakan upacara bendera memperingati tanggal 17 Agustus, hari kemerdekaan RI.

Setelah menginap, track berikutnya adalah ke Kalimati, lebih sering mulai dilakukan pada jam 7 atau 9 pagi. Perjalanan ini memakan waktu rata-rata 6 sampai 7 jam.



KALIMATI

Di sini juga, hanya ada satu fasilitas umum yang tersedia, hanya bangunan sederhana sebagai tempat istirahat, tanpa sumber air. Paling dekat, sumber air yang ada berjarak tempuh sekitar 1 hingga 2 jam.

Setelah menempuh perjalanan yang relatif panjang dari Ranugembolo, biasanya para pendaki tak jarang akan membuka tenda untuk menginap semalam di daerah ini.




ARCAPADA

Adalah sebuah bukit berpohon pinus yang biasa menjadi tempat beristirahat setelah menempuh track selama 1 hingga 2 jam dari Kalimati. Di sini istirahat sangat dibutuhkan sebelum harus kembali menempuh waktu track selama sekurangnya 6 jam untuk sampai ke puncak Semeru.

Bisanya tak salah bila para pendaki akan membuka tenda dan menunggu waktu menunjukkan pukul 12 malam atau 1 dini hari, agar perjalanan ke puncak Semeru tidak terhalang panasnya matahari dan yang lebih utama adalah kita dapat menikmati terbitnya sang mentari.



PUNCAK SEMERU

Saat tampak mentari terbit di ufuk timur, semua harap terjawab, semua letih terobati dan apapun rasa dalam hati akan tercurah, tak ada kata dapat wakilkan itu, saat kaki akhirnya dapat menginjak Puncak Semeru.

Kacamata, kamera, jaket tebal dan segala perlengkapan lain bukanlah untuk bergaya. Semua itu merupakan kebutuhan dasar yang tak dapat kalahkan debu Semeru yang masih hidup, rasa bangga dapat berdiri di atas barisan bentangan awan-awan putih, rasa syukur masih bisa nikmati dinginnya hembus sang bayu, sujud atas besarnya kekuasan alam ciptaan Sang Esa.

Lalu saat datang harus turun kembali, tak salah bisa berat sangat terasa...

.............................................


Semeru bukan tempatnya berwisata biasa. Semeru merupakan puncak sebuah pembuktian kemampuan pada diri sendiri.

Saat persiapan harus dilakukan, maka semua harus direncanakan dengan baik. Mulai dari kebutuhan peralatan dasar (tenda, jaket, kacamata, sleepping bag, sarung tangan, sepatu, kerpus, celana, senter, konsumsi, P3K) hingga fisik dan mental. Perjalanan yang memakan waktu sangat panjang, membuat kita harus sangat bijaksana dalam memutuskan kemampuan diri, kapan harus berhenti untuk beristirahat.



Saat tinggal sejengkal lagi, pada suatu saat Puji sangat menyesal. Ia menangis waktu tak mampu mencapai puncak karena sebelumnya terlalu memaksa kemampuan dirinya.

Tapi, di suatu kesempatan yang lain, tangis itu kembali datang, saat akhirnya puncak Semeru dapat ia capai. Syukur berada di puncak Semeru berbaur dengan perasaan lain.



Apalagi sangatlah ia bangga karena berhasil menghantarkan Mr. Jimmy dan 3 keponakannya, bule dari USA, untuk menikmati puncak Semeru. Segala fee porter (pembawa barang) sebesar 75 ribu per hari dan jasa guide 100 ribu per hari, sama sekali tak ada artinya bila dibandingkan dengan rasa bangga sebagai anak bangsa, Indonesia.

Sang Merah-Putih sudah berulangkali tertancap di puncak Semeru, berkali pembuktian diri telah ia capai. Bagaimana kita?

Anda yang berminat, dapat menghubungi Puji.

Puji

Read more...

Gimbal? Siapa Takut!

Saturday, August 01, 2009 Reporter: Bejo Sandy / DZ Sandyarto 0 Responses
Sekitar 4 tahun lalu, hampir bersamaan saat tsunami menerjang Aceh pada tahun 2004, lelaki lajang ini mulai tertarik untuk meng-"gimbal" rambut. Mungkin kerena tak bisa lepas dari kehidupan sebagai scutterist yang melatarbelakangi keinginan tersebut. Atau mungkin juga karena ia sangat terobsesi oleh Kaka, vokalis Slank.

Entah apa latarbelakang sebenarnya, yang pasti ia semakin tertarik saja pada salah satu model rambut tersebut.


Hanya dengan songket dan isolasi, hingga kini sudah 25 orang yang sudah ia garap rambutnya.

Dari satu bahan dasar rambut asli, rata-rata ia dapat menghasilkan 70 ronce dengan panjang 40 cm dan menghabiskan waktu satu jam per satu ronce. Bila waktunya ia mendapatkan sebuah garapan, bisa dibayangkan bahwa ia akan kekurangan jam tidur, selain tangannya yang akan luka lecet terkena alat songket.

Selain agak sulit didekati wanita, menurutnya resiko memiliki rambut gimbal adalah bahwa tak hanya perawatan yang memerlukan perhatian lebih dengan minimal keramas tiga kali dalam seminggu. Bila itu tak dilakukan teratur, tak salah jika ketombe, kutu dan luka korengan pada kulit kepala akan dihadapi. Posisi tidurpun jadi sangat tak nyaman, kecuali sebelumnya rambut ditata dengan baik. Apapun resiko rambut gimbal, ia tak gentar, tak mungkin ia takut. "Paling tidak,saya bisa menyalurkan sebuah nilai seni," begitu katanya.

"Aku ingin menggimbal Kaka Slank seperti dulu lagi," kata Samsul yang merupakan anggota Slank Fans Club Malang (SFCM) ini, mengungkapkan sebuah harapan besarnya.



hope what you wish...come true...
.............................................

Samsul



Read more...

GIMBAL RAMBUT

Saturday, August 01, 2009 Reporter: Bejo Sandy / DZ Sandyarto 6 Responses
Per 1 ronce : Rp. 15.000,-

Per 10 ronce : Rp. 100.000,-

Per 70 ronce : Rp. 500.000,-

Pasang : Rp. 100.000,-

70 ronce + pasang : Rp. 600.000,-





Catatan:

1 bahan baku: 70 ronce

1 ronce: 40 cm



Berminat ingin gimbal?
Hubungi Samsul, sekarang!

Read more...

My everyday...

Saturday, August 01, 2009 Reporter: Bejo Sandy / DZ Sandyarto 0 Responses


PASAR KEBALEN


Dini hari, masih gelap, waktu jam baru saja berdentang dua kali saat orang banyak masih terlelap dalam mimpinya. Saat mungkin sebagian orang tampak sibuk menyusuri "gang macan", mencari kehangatan di "Villa" seputar Batu. Saat itu mungkin saja sebagian anak muda masih dalam keadaan setengah sadar akibat pengaruh ganja atau alkohol.

Eko sudah beranjak dari tempat tidurnya. Tak perduli mata masih berat, tak peduli sakit yang kadang datang mengganggu. Bersama sang Ibu, ia menyusuri jalan sepi, membelah dinginnya pagi menuju Kebalen, sebuah pasar tradisional di sebelah timur Malang. Saat Pasar Besar Malang masih sepi, Kebalen sudah sangat ramai dengan segala macam aktifitas jual-belinya.

Setelah sepeda motor di parkir, Eko setia menunggu sang Ibu yang berputar mencari sayur mayur atau kebutuhan sehari-hari yang akan mereka jual di rumah. Duduk jongkok di samping sepeda, tak lupa sebuah perangkat MP3 yang parkir di bahu kirinya mendendangkan Slank. Jujur, kadang saat terbuai mendengar Slank, saat kantuk menyerang dan tak terbendung, mata terpejam, mimpi datang.

Lalu, saat teriakan Ibu terdengar lantang memanggil, buyarkan mimpinya. Tubuh yang gemuk itu dengan bergegas lincah mengambil semua hasil belanja, satu persatu, titipan sang Ibu pada penjual tempe, sayur dan lain-lain ia sambar. Disusunnya rapi di atas sepeda untuk kemudian pulang kembali ke rumah.

Semua itu kemuadian disusun kembali, ditata apik di meja yang telah tersedia. Dengan tatapan puas melihat tatanan rapi, saat sang Ibu siap membuka jualan mereka, waktu sudah menunjukkan pukul 04:00 pagi. Eko terbaring, sebentar saja istirahatkan tubuh.


LOPPER

Tepat jam 05:00, sepeda kembali menerjang pagi buta menuju sebuah ruko sebelah pom bensin di Jl. Wiyono. Pada teras ruko terlihat tumpukan-tumpukan berbagai jenis koran, tabloid dan majalah. Rata-rata di agen tersebut, Eko akan menyambar 4 jenis koran, 6 tabloid dan 2 majalah yang akan ia drop ke 40 alamat rumah pelanggannya, mulai dari daerah Lesanpuro, Pakis hingga Sulfat.

Pekerjaan sebagai lopper ini sudah sejak duduk di SMP ia lakukan. Pada awalnya Eko hanya menemani seorang kawannya mengantar. Tapi, setelah dapat lakukan sendiri, dengan sebuah sepeda mini ia berjualan menawarkan dari rumah ke rumah. Tak jarang ia terlambat untuk masuk sekolah. Walau begitu, sekolah tetap ia jalani dengan baik.

Berawal dari pertanyaan beberapa orang, apakah mereka dapat berlangganan, kini Eko sudah memiliki 40 pelanggan tetap. Jadi tak perlu lagi ia berteriak menawarkan koran.

Sekitar jam 06:00, urusan koran selesai ia jalankan. Rumah, jadi tujuannya kembali untuk istirahat.


KERUPUK

Sekitar empat bulan yang lalu, Eko memutuskan untuk mulai berjualan kerupuk. Salah satu keluarga Slanker's Malang memiliki usaha kerupuk rumahan di bilangan daerah Sawojajar. Eko tak melepas kesempatan baik itu, apalagi sistimnya setoran.

Mulai sekitar jam 07:00 pagi, saat tubuhnya sudah mulai segar kembali, ia bergerak. Setiap kali, ia membawa sekitar 50 plastik krupuk udang. Mulailah ia jajah kawasan sekolah TK di Kedungkandang, Pulosari, Wilis dan Tidar. Satu persatu ia hampiri hingga pukul 12:00 siang, lalu istirahat.

Sekitar jam 03:00 siang, kawasan pabrik rokok di Wendit jadi target selanjutnya. Sekitar pukul 06:00 sore, saat adzan magrib terdengar, Eko sudah kembali ke rumah.

......................................

Begitulah Eko sehari-hari. Menurut pria yang masih lajang bertubuh gempal ini, cukup banyak suka duka yang ia alami.

Duka yang ia harus hadapi misalnya saat tubuh diserang sakit. Ia tetap harus bekerja, tak ingin rasa percaya dari pelanggan hilang. Pernah sekali, ia terpaksa harus menggedor pintu kawan yang sedang terlelap tidur saat ban sepedanya bocor di pagi buta. Pernah sekali pula, ia harus bersusah payah memacu sepeda saat dikejar 3 anjing galak, walau akhirnya ia terjerembab jatuh berguling mencium aspal, untung tak masuk selokan.

Ia seorang anggota Slank Fans Club Malang dan BP Malang yang selalu penuh semangat dan selalu bersyukur. Dengan pekerjaannya sehari-hari ini, suka datang saat ia jadi kenal banyak orang, jadi punya banyak kawan. Apalagi saat Lebaran tiba, bonus dari pelanggan berupa sandang, mulai dari baju, kaos, switer, celana, tas kerja dan uang ia terima dengan penuh rasa syukur.

Buatnya, penghasilan sementara ini sudah cukup. Tapi tetap dengan bersemangat, ia berharap ada peningkatan usaha, menjadi lebih baik.


So, keep the spirit, keep the good work Ko!
Dan, buat kalian, khususnya yang sulit mencari Kans (Koran-koranan Slank), bisa langsung menghubungi Eko.

Eko


Read more...

Hamzah return!

Saturday, August 01, 2009 Reporter: Bejo Sandy / DZ Sandyarto 0 Responses
Pada suatu waktu, siang menjelang sore, tiba-tiba saja sebuah kepala menyembul dari balik gerbang biru...

"Hoiiiiiiiii.........", suara itu sangat tidak asing ditelinga. "Hamzah Return", itu yang terpaku dalam kepala saat belum lagi terucap tanya.

Tak lama, hanya sebentar saja, sepaket "wingko babat" sebagai buah tangannya sudah terbuka dan berlomba masuk dalam mulut kami. Tak lama, hanya sebentar saja, setelah kopi panas juga tersaji, cerita-cerita lalu meluncur deras dari mulut Hamzah...

......................................

SEMARANG

23 Mei 2009, walau dengan berat melepas keanggotaan Slank Fans Club Malang (SFCM) dan BP Malang, ia berangkat ke Semarang dengan tekad dan niat baik.

Ia diserahkan kepercayaan oleh si bos, bukan tak dengan sepenuh hati, jalankan kepercayaan mengelola kantin di depan sebuah universitas swasta di salah satu sudut Semarang.

Mulai dari membeli bahan baku, membuka, membersihkan, menyiapkan, memasak hingga menghantarkan pesanan pada pembeli, Hamzah lakukan. Walau hanya memiliki seorang pekerja, ia berusaha mengerjakan semua dengan baik.

Tradisi di Malang ia coba jalankan di Semarang. Kantin dibuka mulai pagi hingga jam 9 malam, kopi dan makanan ringan selalu tersedia, hingga musik dengan lagu-lagu Slank. Tapi, ternyata tradisi itu tak sesuai, pelanggan lebih banyak pesan, bungkus lalu pulang. Tradisi "nyangkruk" atau "nongkrong" tak biasa di sana. Akhirnya, kira-kira pada minggu ketiga, kantin hanya dibuka hingga jam 5 sore.

Waktu semakin banyak buat Hamzah. Setelah adzan magrib lewat, ia habiskan waktu dengan lebih banyak mencari kesibukan di luar, mencari kawan. Tapi setelah sekian lama, tak juga ada. Tak juga ia temui kawan menjadi sahabat, tak juga ia dapati tempat sekedar bercerita atau bahkan curhat. Lingkungan sekitar tak menunjang, teman baru kenal yang selalu menawarkan dan mengajak "minum" serta "emosi" tinggi bila alkohol sudah bereaksi, merupakan tantangan buatnya. Belum lagi suhu udara yang panas, menambah kuat niat, membuat ia mengambil keputusan untuk kembali ke Malang.

Sebuah kantin di Semarang yang menjadi tanggung jawabnya harus dengan berat hati ia tinggalkan...

Setelah sekitar dua bulan berlalu, saat kereta Matarmaja menghantarkannya kembali, suatu saat di siang hari, tanah Malang ia injak kembali. Pulang ke rumah dengan hati senang, bos kantinnya yang lama di sebuah universitas swasta di bilangan Landungsari, ia kabarkan. Tentu saja si bos berbunga hatinya, walau ingin rasanya sebentar saja dulu Hamzah istirahatkan raganya, langsung harus kembali kerja ia di esok hari. Ya, kembali Hamzah di kehidupannya.

......................................

Saat harus kembali pulang, saat malam semakin larut datang di Ranakah 12-14, seragam BP Malang dan keanggotaan Slank Fans Club Malang (SFCM) kembali ia sandang.

Suasana dan tradisi, mungkin merupakan sebuah tantangan untuk siapa saja. Bagaimana kita akhirnya dapat bertahan di mana saja, pada suasana dan tradisi seperti apa saja. Tapi nurani juga punya jalan sendiri, kata hati punya hak untuk tetapkan...

Sebaik apapun di negeri orang, sekurang apapun di tanah sendiri...suasana dan rumah sendiri, selebih dan sekurang apapun, adalah hal yang sangat berarti.

Apa kabar Malang? Aku kembali, "Hamzah Return"...
home sweet home...

Hamzah

Read more...

My Self, My Parents, My Drugs...Which One Is My Enemy?

Saturday, August 01, 2009 Reporter: Bejo Sandy / DZ Sandyarto 1 Response


Seminar memperingati "Hari Anti Narkoba Internasional"
Malang 27 Juni 2009


Suatu saat di bulan Mei 2009, Yuli dan Putu, mahasiswi dari Universitas Negeri Malang (UM) datang mengunjungi SFCM. Sebuah niat terungkap untuk mengundang Slank sebagai narasumber dalam program kegiatan GERMAN (Gerakan Mahasisiwa Anti Napza), UKM mereka. Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) menjadi latar belakang program itu.

Pertanyaan dasar yang muncul saat itu, bagaimana caranya?

Sebagai SFC, tentunya kami bertanggung jawab untuk memberikan pertimbangan dan bantuan atas pertanyaan tersebut. Kami kemudian menghubungi Bunda Iffet di Jakarta.

Di suatu waktu lain, ada informasi bahwa Slank berhalangan. Bunda Iffet dan Dr. Aisyah sebagai satu tim jadi alternatif pilihan kedua. Pada dasarnya, pihak Jakarta memberikan respon yang sangat positif, tetapi karena bersamaan dengan pelaksaan sebuah event HANI di Jakarta, Bunda dan timnya juga berhalangan datang.

Yuli dan Putu kemudian mengusulkan dan mengajukan Bejo sebagai narasumber yang akan memberikan sebuah "testimoni", sebagai pilihan akhir. Walau pada awalnya ada sedikit ragu, pilihan itu kemudian ditanggapi dan diterima Bejo dengan sangat positif.

..................

Pada tanggal 27Juni 2009, Seminar Nasional dengan tema "My Self, My Parents, My Drugs...Which One Is My Enemy?" itu dijalankan. Mulai persiapan pada jam 06:00 pagi dan administrasi peserta, akhirnya acara dibuka pada 08:00 dengan penjelasan tentang "Profil German".

Acara kemudian dilanjutkan berturut-turut dengan sambutan, hiburan (tari), penjelasan materi dari BNP (Badan Narkotika Propinsi), Komas, HIMPSI dan tanya jawab. BNN memaparkan materi seputar undang-undang penyalahgunaan narkoba, contoh kasus, perkembangan peredaran narkoba serta langkah-langkah yang telah diambil BNN. Dari pihak Komnas, dipaparkan tentang perkembangan psikologi anak yang berhubungan dengan pola asuh, peran dan pengaruh orang tua.

..................

OPPENING


Setelah istirahat makan siang, sebuah drama membuka kembali acara.

Diceritakan di sini tentang seorang anak broken home yang kemudian keluar rumah mencari pelarian. Sangat disayangkan, pergaulan negatif membuatnya salah jalan, seiring narkoba membuat hidupnya jadi tambah sengsara. Dan, kematian menjadi akhirnya.


Sebagai puncak acara, seminar dilanjutkan dengan testimoni dengan kisi-kisi materinya adalah seputar penyebab, dampak atau akibat serta langkah yang diambil agar terlepas dari narkoba.

Menurut beberapa peserta dan panitia, acara sebelumnya berjalan dengan sangat formal, jadi diharapkan testimoni, walau lebih berat bobotnya, dapat berjalan dengan santai dan sedikit menghibur. Tapi, dengan berlatar belakang sebuah film pendek pada medium screen, Bejo yang sedikit gemetar karena sugestinya kembali ke masa lalu, membuka testimoni dengan menarik nafas panjang, menyebar "rasa ngeri"!

Diceritakan apa saja yang dirasakan oleh pelaku yang sedang "sakaw". Mulai dari keringat mengucur deras, perasaan gelisah, mimpi-mimpi buruk yang datang bertubi, emosi yang tinggi dan seluruh persendian yang bukan main sakitnya, hingga ujung-ujung kuku yang seakan ingin terlepas satu-persatu. Pada film tahun 1974 milik Polresta Malang yang berdurasi sekitar 04:25 menit itu, perlu ditegaskan di sini bahwa para pelakunya telah meninggal dunia.


Wajah para peserta seminar terpaku dan tak sedikit yang sebentar memejamkan matanya. Semoga pada setiap isi kepala mereka dengan kebebasan berangan-angan yang merupakan hak asasi yang paling hakiki, masing-masing dapat membayangkan seperti apa sakitnya...

..................

PENYEBAB

"Hidup adalah pilihan"...
Itu kalimat pertama yang diucapkan Bejo setelah duduk kembali. Kita memilih baju apa yang kita kenakan hari ini, berjilbab atau tidak, merias wajah atau tidak, parfum apa yang kita sebarkan, apa yang melindungi telapak kaki, dengan apa kita menuju acara seminar dan dimana kita akan memilih untuk duduk. Tentunya, kita memilih berdasarkan hak asasi masing-masing.

Begitu pula dengan hidup di sebuah lingkungan bernama keluarga. Bagaimana kita hidup bersama bapak, ibu, kakak atau adik, atau saudara sedarah. Bagaimana kita hidup di antara tetangga dan kerabat. Bagaimana kita memilih sekolah atau kuliah. Siapa yang kita pilih sebagai teman, kawan dan sahabat. Semua itu akhirnya kembali ke pribadi masing-masing. Hak asasi yang paling hakiki.

Begitu pula dengan "Narkoba"...

Kata orang banyak, tak salah bila kita memilih narkoba karena alasan persoalan keluarga, "broken home". Tapi maaf, jujur, alasan itu lebih sering hanya sebatas sebuah "pembenaran" karena sebuah sebab yang bernama "pelarian".

Lalu, kalau berdasarkan "broken home", sebagai protes atas keadaan, kenapa kita tidak memilih memukul tembok? Mendobrak pintu? Berteriak bebas? Merampok? Membunuh orang? Atau bahkan bunuh diri?

Kenapa harus memilih mencicipi narkoba? Dan, akan salah besar jika kemudian sangat tergantung pada narkoba.

Sementara itu, bila tak ada pengawasan dari orang tua dan lingkungan yang tak perduli, atau bahkan didukung oleh adanya teman yang menurut kita senasib, sebenarnya kita malah sungguh merasa sangat bebas, merdeka! Kita bebas memilih hidup seperti apa yang ingin kita buat.

Apakah tidak tidur semalaman atau bangun siang bahkan tidur seharian sekalipun. Mau makan apa atau bahkan tak makan sekalipun. Itu yang kita inginkan, bebas, tanpa ada yang mengatur harus begini atau begitu. Hidup tanpa narkoba sekali pun, itu pilihan kita.

Kenapa tak ada yang berani mengakui dirinya terlibat kerena memang pilihannya sendiri? Kenapa tak ada yang berani mengakui bahwa pada awalnya mungkin memang enak? Kenapa tak ada yang berani jujur, bahwa penyebab terlibat dalam dunia narkoba, ketergantungan pada narkoba merupakan pilihan diri kita sendiri? Kenapa harus beralasan dan menyalahkan keluarga, orang lain dan lingkungan? Maaf, sangat omong kosong! Apapun alasannya, nilai "pembenaran" pribadi sangat sering merupakan usaha untuk menyembunyikan "ketidakjujuran" itu sendiri.

Kita mencicipi narkoba atau bahkan terlibat dan lebih jauh tenggelam dalam dunia narkoba, adalah pilihan kita sendiri!


DAMPAK atau AKIBAT

Fisik
•Berat badan menjadi turun drastis
•Kulit wajah pucat
•Mata merah, cekung menghitam
•Bekas suntikan (bila menggunakan narkoba dengan media jarum suntik)

Emosi
•Perasaan tak menentu (labil), resah atau sering cemas
•Menjadi labil (lebih sensitif, mudah tersinggung bahkan cepat curiga)

Sosial
•Terbatas dalam beradaptasi karena lebih menikmati kesendirian
•Sering emosi tinggi hingga bersengketa dengan orang lain
•Segala pekerjaan menjadi berantakan

Perilaku
•Malas beraktifitas
•Sering tergesa-gesa
•Menjadi pelupa
•Suka dan menjadi pandai berbohong
•Sering menjual, menggadai barang bahkan mencuri untuk mendapatkan uang
•Menjadi ingkar janji

Pola pikir
•Selalu saja berpikir tentang bagaimana mendapatkan narkoba
•Sering membuat "pembenaran" atas hal apa saja


LANGKAH UNTUK TERLEPAS DARI NARKOBA
"Hidup adalah pilihan"...

Suatu waktu, saat stok narkoba tak ada lagi, saat tak ada kawan yang perduli, saat hanya sendiri, saat berjalan mencari narkoba lagi, saat "barang" sudah di genggaman tangan, hati jadi was-was. Pertanyaan yang akan selalu datang menghantui, "tertangkap" atau "tidak"?

Suatu waktu, saat stok narkoba tak ada lagi, saat tak ada kawan yang perduli, saat hanya sendiri, saat tak mampu lagi berdiri, dua pikiran yang datang menghantui, "terpaksa menikmati menderita" atau "mati"! Mungkin, sesekali terucap janji dalam hati, bahwa akan tinggalkan narkoba bila derita ini sudah berakhir, bila tak sampai nyawa melayang.

Suatu waktu, saat sudah sadarkan diri, saat kawan menjadi perduli, saat keluarga mungkin mencari solusi, beranikah berjanji dalam hati dan melakukannya, bahwa tak akan lagi mencuri waktu dan tempat untuk memakai narkoba.

Perasaan-perasaan, obsesi tersebut selalu menempel di kepala, sampai sekarang sekalipun. Lalu apa yang bisa kita perbuat?

Beberapa langkah yang diambil Bejo pada dasarnya adalah mencari kegiatan, membuat diri kita sibuk dengan hal-hal lain yang tentunya positif! Bahkan walau sudah cukup lama terlepas dari narkoba, sampai saat ini, selalu saja orang yang melihatnya tetap pada pendirian mereka bahwa Bejo masih menggunakan narkoba. Tahukah mereka, bahwa untuk terlepas dari narkoba, kegiatan yang dilakukan Bejo bahkan hingga berhari-hari tak tidur? Jadi, tak salah bila akhirnya tetap saja matanya cekung menghitam!

Cinta, adalah salah satu cara lain agar tak kembali pada dunia narkoba. Mencari teman, kawan dan sahabat, bahkan kekasih untuk sekedar sebagai tempat bertukar pikiran, curhat atau bahkan ke jalan yang lebih serius, menikah. Kita akhirnya memiliki sebuah tanggung jawab pada diri sendiri, orang lain bahkan pada lingkungan kita.

Terus atau stop pakai narkoba? Hanya diri sendiri yang bisa menjawab. Hanya diri sendiri yang bisa memutuskan.

..................

CLOSSING

"Hidup adalah pilihan"...

Kalau dulu sempat salah memilih jalan hidup, tak akan mungkin itu dilupakan. Sampai saat ini, masih dapat dirasa sakitnya. Dan, sampai kapan pun, bayangan saat "menderita" itu tak akan bisa hilang. Biarlah itu menjadi pengalaman yang berharga. Biarlah itu menjadi resiko hidup yang akan dibawa sampai akhir. Tapi hal yang utama, tetap bersyukur tak terkena HIV/AIDS dan sampai detik ini masih bisa merasakan indahnya hidup.

Saat harus memilih, "My Self, My Parents, My Drugs...Which One Is My Enemy?", dapat dipastikan Bejo memilih "My own self which is my enemy"!

Hidup itu pendek, jangan lagi diperpendek...

So, jauhi narkoba, stop narkoba! Beranikan diri bilang tidak pada narkoba!


















Ucapan terimakasih Bejo yang sebesar-besarnya kepada:
Yuli, Putu, dan kawan-kawan di GERMAN UM, yang telah memberikan kesempatan untuk berbagi cerita sehingga paling tidak dapat meringankan beban dalam kepala. Sasha, istri tercinta dan Tante Piet, yang mengerti tentang keadaanku, selalu menemaniku dan menjagaku. Slank (Mas Bim2, Ridho, Ka2, Abdee, Ivanka), Bunda dan Tim, yang walau jauh berbatas jarak, selalu memberi semangat dan masukan positif. Slanker's Malang dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

"Hidup adalah pilihan"... Terimakasih telah memilih untuk tetap mempercayaiku

Bejo


Read more...

Search:

------------------------------------------------------------------

Slank Fans Club Malang (SFCM)

Slank Fans Club Malang (SFCM)

--- Berdiri: 9 NOPEMBER 1997 ---

------------------------------------------------------------------
free counters